AYAT-AYAT ADINDA
Poster film Ayat-Ayat Adinda |
Jumat, 12 Juni 2015
pukul 12.30 WIB saya, Tia Febrita, Almira (teman kami) dan anggota dari kelompok
saya yang terdiri dari Agung Satria Arfana, Encep Suhendar, Ines Adi Putra,
Rizky Nuzul, Royman Simarangkir, dan Siti Hartinah pergi ke 21 Depok untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh guru mata kuliah Kewarganegaraan dengan
menonton film Indonesia, dan kami memilih film Ayat-Ayat Adinda. Kami pergi ke
bioskop dengan menaiki angkot D11 dengan ongkos Rp 3.000. Sesampainya di sana,
kami segera membeli tiket dengan harga Rp 30.000/orang. Kami mendapatkan tempat
duduk di barisan E teater 3. Suasana di bioskop saat itu lumayan ramai karena
esok hari adalah weekend. Setelah
menunggu sekitar 15 menit dan berfoto, kami dipersilahkan masuk ke dalam teater
3, kami pun masuk. Berikut merupakan foto-foto yang kami ambil.
Tiket film Ayat-Ayat Adinda |
Kelompok 4 yeay!!! |
Bersama teman kami, Almira |
Film Ayat-Ayat Adinda adalah
film berjenis drama religi yang disutradarai oleh Hestu Saputra dan diproduseri
oleh Raam Punjabi, Hanung Bramantyo, Putut Widjanarko, dan Salman Aristo.
Naskah film tersebut ditulis oleh Jujur Prananto. Film yang dirilis pada
tanggal 11 Juni 2015 di seluruh bioskop di Indonesia itu diperankan oleh artis
dan aktor cilik berbakat seperti Tissa Biani Azzahra, Badra Andhipani, dan Alya
Shakila Saffana dan juga aktor senior seperti Surya Saputra dan Cynthia Lamusu.
Film Ayat-Ayat Adinda bercerita tentang seorang gadis cilik bernama Adinda
(Tissa Biani) yang memiliki bakat menyanyi dengan suara merdu dan ingin menjadi
salah satu anggota tim qasidah di sekolahnya. Namun ayahnya, Faisal (Surya
Saputra) menentang hal tersebut. Faisal ingin agar Adinda fokus belajar karena
di sekolah, Adinda tidak terlalu pintar. Selama ini keluarga Adinda tidak
pernah menetap lama di satu tempat. Mereka sering berpindah-pindah dan
dikucilkan dimanapun mereka tinggal. Perlahan Adinda mulai paham, hal itu
disebabkan karena keluarga Adinda dianggap sesat walaupun Adinda sendiri tidak
mengerti apa itu sesat. Adinda bertekad pada dirinya sendiri untuk menjadikan
keluarganya dapat dihormati dan dibanggakan oleh orang lain dengan mengikuti
lomba MTQ. Akan tetapi, keinginan tersebut dilarang oleh ayahnya karena ayahnya
tidak ingin keluarga mereka bertingkah yang macam-macam agar tidak menjadi sorotan
masyarakat, karena apabila mereka salah sedikit dalam bertingkah, mereka dapat
terusir dari kampung dan keselamatan keluarga mereka terancam. Larangan ayahnya
tersebut tidak membuat Adinda mengurungkan niatnya untuk mengikuti lomba MTQ
karena tekad Adinda sudah bulat, ia ingin membuat keluarganya terhormat dan
tidak dianggap sesat lagi walaupun ia harus berbohong kepada ayahnya.
Menurut saya, film
Ayat-Ayat Adinda memiliki kekurangan yang terlihat pada kata sesat yang
dikatakan oleh orang-orang di sekitar keluarga Adinda. Hal tersebut
membingungkan karena saya sebagai penonton tidak tahu agama sesat yang dimaksud
itu seperti apa dan dinilai dari segi apa. Hal yang membingungkan lainnya
adalah adegan dimana Adinda akhirnya disetujui begitu saja oleh ayahnya
mengikuti lomba MTQ yang selama ini dijalananinya secara diam-diam. Saat adegan
itu, saya rasa film ini kekurangan durasi untuk lebih banyak menyempurnakan
alur ceritanya. Kekurangan lainnya dari film ini terlihat pada Adinda yang
sering berbohong kepada keluarganya sampai mengucap sumpah Tuhan untuk tidak
mengulanginya, tetapi tetap saja Adinda berbohong lagi. Apabila adegan tersebut
ditonton oleh anak-anak di bawah umur tanpa pengawasan orangtua, maka bisa
menjadi contoh yang buruk bagi anak-anak.
Selain kekurangan, film
Ayat-Ayat Adinda juga memiliki banyak kelebihan. Kelebihan utama yang dimiliki
film ini adalah suara merdu Adinda yang diperankan oleh Tissa Biani dalam
melantunkan ayat-ayat Al-Quran ternyata adalah suara asli milik Tissa dan bukan
samaran. Tokoh Adinda adalah kebanggaan bagi umat muslim karena di era modern
ini ternyata masih ada seorang anak yang berkemauan untuk mempelajari dalam
melantunkan ayat-ayat Al-Quran dengan memanfaatkan suara emas miliknya. Tokoh
Adinda bisa menjadi contoh baik untuk para anak-anak di seluruh dunia yang
banyak tercemar dan meninggalkan sunah rasul seiring dengan perubahan dunia
yang semakin modern. Kelebihan dari film ini adalah film ini mampu menyampaikan
pesan-pesan kepada para penontonnya untuk tetap tegar dan semangat walaupun
dalam keadaan yang sangat terpuruk. Film ini memberikan pesan kepada
penontonnya untuk mampu bersikap sabar dan pantang menyerah serta tidak tinggal
diam dalam menghadapi cobaan. Kelebihan lainnya terletak pada bahasa yang digunakan
dalam film tersebut. Pada film ini, logat bahasa khas Yogyakarta sangat
dimunculkan, sehingga penonton percaya bahwa film ini dilakukan oleh orang
Jogja dan berlokasi di Yogyakarta. Selain itu, pengambilan gambar dan
penyuntingannyapun termasuk sangat bagus dalam kualitas visualnya karena film
ini membutuhkan lima produser saat memproduksinya.
Saran saya untuk film
ini adalah agar lebih diperjelas lagi alur cerita dan masalah yang terdapat
dalam film tersebut, seperti halnya lebih diperjelas lagi masalah-masalah yang
terjadi pada keluarga Adinda sehingga mereka selalu berpindah-pindah tempat
tinggal.
Saat nonton film Ayat-Ayat Adinda di dalam
teater 3, saya melihat sekeliling dan ternyata tidak banyak orang yang menonton
film ini padahal teater sebelah yang menampilkan film Insidious 3 dan Jurassic
World (film buatan luar negeri) sangat ramai penontonnya. Hal tersebut
menunjukkan bahwa film Indonesia kurang diminati oleh masyarakat Indonesia.
Menurut
saya, alasan film
Indonesia kurang diminati dibandingkan film luar adalah karena terkadang
film Indonesia tidak terlalu kuat memperlihatkan masalah yang dihadapi
dalam film tersebut sehingga film menjadi antiklimaks dan juga terkadang
masalah yang di hadapi dapat ditebak oleh penonton sehingga penonton
malas untuk menonton film tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar